4D4N Backpacker ke Biduk Biduk dan Derawan – Part 1

 

Pulau Derawan adalah salah satu destinasi yang sudah lama gw incar, dan kali ini, gw berkesempatan untuk bisa singgah ke Derawan. Namun tentu saja, pesona Labuan Cermin di Biduk biduk belum hilang dari ingatan, dan gw juga pengen balik lagi ke sana.

Perjalanan gw kali ini ditemani oleh 2 orang kawan, dan ke Derawan, gw cuma berdua saja. Langsung aja gw rangkum day to day aktifitas kami di sana ya..

N1 – Perjalanan ke Biduk Biduk
Sebelumnya, gw telp lagi bu Tutti pemilik homestay Miranti, gw kesana lagi karena Bu Tutti ini orang yang super baik dan enak diajak ngobrol, maka sekalian saja gw silaturahmi balik ke sana, rencana di Biduk Biduk cuma 1 hari, karena gw cuma pengen ke Labuan Cermin saja, gw booking kamar untuk sehari karena perkiraan gw sampe sana itu sekitar jam 3 subuh, ya lumayan buat istirahat dan naroh tas. Selain gw booking kamar, gw juga minta kontak travel Tj Redep ke Biduk Biduk, yah bu Tutti punya banyak kenalan dan yang pasti harganya bisa di nego.
Singkat cerita, gw dapet nih kontak travel yang bu Tuti saranin, rata2 rate travel Tj Redep – Biduk Biduk 900rb sekali jalan, tp gw berhasil nego jadi 1,6 PP, sebenernya gw juga udh telp Mas Komo yang dulu nganter balik gw tahun 2017, dan harga yang dikasih mas Komo 1,6 juga PP, jadi untuk kedepan bisa coba nego aja sama mas Komo karena rate nya bagus.
Perjalanan dari Tj Redep ke Biduk-Biduk memakan waktu 5,5 Jam, cukup cepat mengingat banyak jalan yang rusak. Sesampainya di Homestay Miranti, kami pun beristirahat untuk keesokan hari nya.

D1 – Tepian Pantai dan Labuan Cermin
Pagi hari, seusai shalat subuh, gw menyiapkan kamera untuk hunting sunrise, karena semalaman terlihat bintang yang bersinar terang pertanda tidak ada awan mendung yang menghalangi. Dari homestay Miranti, gw berjalan ke arah Timur, menyusuri pantai. Suasana masih seperti dulu saat pertama kali datang ke sini, namun beberapa bagian pantai berubah, lebih banyak pasir putih yang menjorok sampai ke tengah. Gw gak tahu apakah ini disengaja atau memang terjadi alami begitu saja.
Pohon kelapa yang khas melambai lambai diterpa angin, nampak awan awan hitam berlarian cepat. Yah, kali ini gw gagal lihat sunrise, karena awan mendung berkumpul. Namun beruntungnya tidak terjadi hujan.
Pinggiran pantai Biduk Biduk cenderung bersih, dengan pasir putih yang khas, sangat menyenangkan untuk duduk menikmati hembusan angin.
Pemandangan dari sisi ini sangat memukau, bisa melihat laut yang luas dan daratan dengan lambaian pohon kelapa yang ramai. Di beberapa kubangan air nampak bintang laut yang bergerak mengikuti arus air. Sangat banyak, hingga nampak seolah mereka baru saja turun dari langit. Gw foto mereka, namun entah mengapa, gw geli ama hasil foto nya, jadi gak gw share.

https://www.instagram.com/p/BtRt2lUlkek/

https://www.instagram.com/p/BtV2k52F3I4/

Waktu menunjukkan pukul 09:00 WITA, gak terasa udah siang, waktunya kami untuk lanjut perjalanan ke Labuan Cermin. Gw minjem motor Bu Tuti, dan beliau dengan senang hati meminjamkan motornya untuk kami gunakan. Perjalanan menempuh waktu kurang lebih 10 menit dari Homestay ke Pelabuhan Labuan Cermin. Dengan membayar 100 ribu/boat dan asuransi 3000 per orang, kami diantar oleh Pak Novi, salah satu pengemudi kapal di sana.
Sepuluh menit berlalu, melewati sungai berwarna biru tosca, kami berlabuh di jetty yang terbuat dari kayu dan pelampung plastik. Angin sejuk berhembus, menyambut kami kembali datang ke sini. Inilah tempat yang membuatku kagum sekaligus rindu. Ditengah panasnya udara kalimantan, terdapat oase yang sejuk dengan air yang dingin seolah datang dari pegunungan. Inilah danau dimana keajaiban Allah Ta’ala terjadi, dimana 2 arus air bertemu, dan tidak tercampur satu sama lain. Inilah danau yang kalian bisa nikmati sekaligus menjadi renungan betapa kuasa Allah sedang terjadi. Inilah Labuan Cermin yang memuatku selalu rindu.

https://www.instagram.com/p/BtTmNIrFzwG/

Beruntung banget, waktu itu sepi pengunjung, cuma ada kapal kami dan kami berempat. Puaslah kami menikmati indahnya danau ini. Suara kumbang dan tonggeret menghipnotis kami, terlebih jernihnya air sungguh membuat kami ingin segera menceburkan diri.
Ada yang berubah dari danau ini, terdapat bangunan dari kayu yang menghubungkan sisi satu dengan yang lainnya, makin memanjakan pengunjung, terlebih jika ramai. Menurut pak Novi, kedepan, kapal tidak boleh masuk sampai danau, dan sudah tersedia jetty di luar untuk sandaran kapal, sehingga jetty yang di dalam akan dibongkar.

Setelah puas menikmati Labuan Cermin, kamipun mengeksplore bagian lain dari Biduk Biduk. Dengan motor, kami menyusuri tiap sisi jalan di sini. Banyak pantai yang sebenarnya bagus, namun sudah banyak yang tutup dan ditinggalkan. Banyak juga sampah berserakan di pantai itu terlebih karena kebanyakan pantai itu berhadapan langsung dengan jalan raya.
Kami tancap gas dan melihat sisi Timur lagi, Teluk Sulaiman. Sayangnya sudah banyak berubah disini. Pendangkalan pantai membuat Teluk ini tidak seramah sebelumnya. Ya, cukup bagus untuk sebuah pelabuhan saja menurut saya. Karena memang disini kapal kapal besar berlabuh, dan juga kapal kapal untuk tour keliling pulau. Kami hanya mampir untuk minum es Campur disini, kemudian kembali lagi ke homestay untuk bersiap siap pulang.
Tepat pukul 5:00 WITA, kami meninggalkan Biduk biduk yang indah ini menuju ke Berau.

Bersambung –

Tinggalkan komentar